Kamis, 22 Maret 2012

Mencintai Keluarga Nabi


Setelah meneliti dalil-dalil Al-Quran maupun Hadits, Asy-Syeikh DR. Muhammad Abduh Al-Yamani menyimpulkan, bahwa keluraga Nabi SAW terdiri dari Fatimah, Ali, Hasan, Husein, dan para keturunannya. Sedangkan istri Rosulullah juga merupakan keluarga Nabi SAW berdasarkan keumuman ayat Al-Quran serta konteks Hadits. Sebagaimana dalam Hadits tentang anjuran membaca sholawat kepada Nabi Muhammad SAW, istri dan keluarga beliau.
Dari Abi Humaid As-Sa’idi r.a, ia berkata kepada Rosulullah SAW, “Ya Rosulullah bagaimana cara kami membaca sholawat kepadamu?” Rosulullah SAW menjawab: “bacalah: Ya Allah, mudah-mudahan Engkau selalu mencurahkan sholawat kepada Muhammad, para istri dan keturunannya”.
Selanjutnya, anjuran unuk menghormati dan memulyakan keluarga Nabi Muhammad SAW beserta keturunannya adalah perintah Rosulullah SAW. Sebagaimana dalam Hadits:
Dari Abi Sa’id Al-Khudri ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, Sesunggunya aku tinggalkan untuk kalian dua wasiat, kitabullah dan keluargaku”.
Dalam riwayat lain disebutkan:
“Aku tinggalkan bagi kalian dua hal, selama kalian berpegang teguh dengan dua hal tersebut, maka kalian tidak akan tesesat selama-lamanya. Yang pertama adalah Al-Quran dan yang kedua adalah keturunanku. Sungguh keduanya tak akan terpisahkan selamanya hingga mereka datang kepadaku di telagaku kelak”.
Keturunan Rosulullah atau juga disebut ahlul bait selalu berjalan seiring dengan Al-Quran dan Al-Hadits. Mereka tidak pernah segaris pun menyimpang dari keduanya itu. Al-Imam Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad, seorang tokoh pantun bani ‘alawi, berkata tentang keturunan rasul ini:
Mereka adalah kaum yang telah diberi hidayat oleh Allah, mereka telah beruntung dengan karunia Allah, mereka tidak pernah bertujuan kepada selain Allah dan mereka selalu berjalan seiring bersama dengan Al-Quran”.
Maka sudah sepantasnya bagi kita segenap umat Islam untuk mencintai dan menghormati mereka para keluarga Nabi Muhammad SAW beserta keturunannya. Yang kecintaan ini sudah diteladankan dan menjadi tradisi para ulama yang telah mengamalkan ilmunya dan para auliya’ Allah SWT. Mereka selalu menghormati, mencintai serta berpegang teguh kepada keluarga Nabi Muhammad SAW.
Meskipun begitu, apabila kita menemukan dri keturunan Rosul yang menyimpang, sebagai bentuk rasa cinta kepada mereka kita wajib beramar ma’ruf nahi munkar. Al-Habib Salim bin Abdullah Asy-Syathiri membedakan antara tha’dim dan amar ma’ruf nahi munkar. Terhadap para dhuriyat Rosul kita memang dianjurkan untuk tha’dim, tetapi jika mereka melakukan kesalahan perlu diingatkan. Jika tidak, maka kita ikut berdosa karena tidak beramar ma’ruf nahi munkar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar